(Foto: thinkstock)
"Berapa pun uang yang kita punya, kalau terkena kanker maka uang tersebut menjadi tidak bernilai lagi," ujar Prof Dr Dwi Prahasto, MMedSc, PhD dalam acara diskusi forum manajemen kanker dan pembiayaan di Indonesia, di hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (11/5/2011).
Prof Iwan menuturkan jika kanker masih ditemukan dalam tahap awal dan belum ada gejala yang parah, lalu dilakukan screening maka tidak akan membutuhkan biaya yang besar seperti halnya kemoterapi.
Pengembangan obat kanker saat ini berkembang pesat. Beberapa hal diketahui menjadi penyebab mahalnya pengobatan kanker salah satunya adalah biaya pengembangan obat baru yang tinggi.
"Paling cepat 13 tahun baru obat kanker bisa diperjualbelikan, kadang ada yang sudah 6 tahun penelitian baru muncul efek samping yang luar biasa sehingga dihentikan. Padahal sudah mengeluarkan uang banyak," ujar guru besar FK UGM Yogyakarta.
Prof Iwan menuturkan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebagai outcome dari suatu pengobatan kanker yaitu:
- Secara klinis, misalnya apakah obat yang diberikan sudah menghilangkan nyeri, tidak ada progres dari penyakitnya.
- Secara humanistik, misalnya seseorang sudah merasa lebih baik, mengurangi perasaan sedih.
- Secara ekonomis, usahakan untuk mengalokasikan biaya agar lebih efisien.
"Jangan sampai membuang uang secara percuma atau berlebihan untuk suatu outcome yang tidak sepadan, karena cost is not price, tapi harus memperhatikan semua biaya yang dikeluarkan tidak hanya sebatas obat," ungkapnya.
Untuk itu harus dipikirkan apa yang didapatkan seseorang dari pengobatan tersebut, dalam memilih obat harus dilihat 3 hal yaitu kemanfaatan, keamanannya (usahakan untuk mencari obat dengan efek samping yang kecil) serta value atau nilai dari pengobatan tersebut.
Misalnya ada 2 terapi yang berbeda, maka bandingkan antara biaya dan outcome dari kedua terapi tersebut. Dengan membandingkan antara dua hal tersebut, maka seseorang bisa mengetahui apa hasil yang akan didapatkannya dengan biaya tersebut.
"Pengobatan yang murah tidak selalu menjadi pilihan jika hasil klinis yang didapatkan jauh dari yang diharapkan, sementara biaya terapi tinggi juga tidak menjadi pilihan jika hanya memperpanjang penderitaan pasien. Karena obat kanker tidak saja memperpanjang usia, tapi harus memperbaiki kualitas hidup pasien," ujarnya.
Sementara itu yang dibutuhkan oleh pasien kanker tidak hanya sebatas pengobatan medis saja, tapi dukungan dari keluarga, teman dan orang-orang disekitarnya. Hal ini karena begitu seseorang divonis menderita kanker, maka yang sakit tidak hanya pasien tersebut tapi seluruh keluarga dan orang disekitarnya juga sakit. Dan apapun akan dilakukan seseorang agar bisa sembuh.
"Faktor dukungan dan support dari keluarga sangat besar pengaruhnya, karena pengobatan yang diterima pasien kanker bisa berdampak bagi kehidupannya sehingga ia membutuhkan bantuan dari orang-orang disekitarnya," ujar dr Asrul Harsal, SpPD-KHOM dari RSK Dharmais.
dr Asrul menuturkan kanker merupakan penyakit yang kronik sehingga bisa mempengaruhi faktor psikisnya seperti menyebabkan depresi, bayangan penyakit kanker yang buruk serta ia tidak tahu bagaimana kedepannya. Sehingga dukungan dari orang-orang disekitarnya sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
sumber : Vera Farah Bararah - detikHealth
http://health.detik.com/read/2011/05/11/161749/1637473/763/yang-harus-diperhatikan-dalam-pengobatan-kanker?ld991103763
0 komentar:
Posting Komentar